Makalah Ilmu Pendidikan Islam ” PENTINGNYA TEORISASI ILMU PENDIDIKAN ISLAM ”

Diposting pada
PENTINGNYA TEORISASI ILMU PENDIDIKAN ISLAM 
Makalah

Disususn
guna memenuhi tugas

Mata
Kuliah : Ilmu Pendidikan Islam

Dosen Pengampu: ………………

















Oleh Kelompok 2:

1.   ………………………………………………………………….
2 ………………………………………………
3. ……………………………………………..



 


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

JURUSAN TARBIYAH /PAI

TAHUN 20XXX

PENTINGNYA
TEORISASI ILMU PENDIDIKAN ISLAM

A.    Pendahuluan

Ilmu
pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Islam adalah
nama agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Islam berisi seperangkat ajaran
tentang kehidupan manusia, ajaran tersebut dirumuskan berdasarkan dan bersumber
dari al-Qur’an dan al-Hadis serta akal. Jika demikian ilmu pendidikan Islam
adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan al-Qur’an, Hadis dan akal. Teori dalam
pendidikan Islam haruslah dilengkapi dengan ayat-ayat al-Qur’an atau Hadis dan
argumen (akal) yang menjamin teori tersebut. [1]

Ilmu
adalah teori-teori, secara umum teori adalah pendapat. Dalam pengertian khusus,
teori hanya digunakan dalam lingkungan sains, disini ia disebut teori Ilmiah, dalam pengertian yang
khusus ini teori adalah pernyataan tentang hubungan antara satu variable dengan
variable yang lainnya

Secara umum, teori merupakan pendapat. Dalam ilmu
sejarah misalnya dikembangkan teori yang mengatakan bahwa masuknya Islam ke
Indonesia adalah pada abad ketiga belas, teori lain mengatakan jauh sebelum
itu. Inilah makna teori secara umum, bahwa teori adalah pendapat.

Teorisasi dalam pendidikan Islam sangat diperlukan
karena untuk memperoleh suatu keberhasilan dalam proses pendidikan Islam,
diperlukan adanya ilmu pengetahuan tentang pendidikan Islam baik yang bersifat
teoritis maupun praktis.

Para ahli teori pendidikan telah memberikan dasar
pandangan tentang pekerjaan mendidik yang harus berlangsung secara hati-hati.
Di situlah diperlukan pedoman teoritis untuk diamalkan sesuai dengan tujuannya.

Pendidikan dapat diartikan sebagai metode untuk
mengembangkan ketrampilan, kebiasaan, dan sikap-sikap yang diharapkan dapat
membuat seseorang menjadi lebih baik. Pendidikan juga dapat di artikan sebagai
upaya untuk pembudayaan manusia untuk mengembangkan potensinya secara optimal
yang dalam pelaksanaannya sangat bergantung pada sang pendidik .

Teori merupakan ujung dari kelangsungan proses yang
berkesinambungan dengan pelaksanaan praktis pada ujung lainnya. Oleh karena
itu, teori pada hakikatnya adalah suatu bentuk perenungan dan pemikiran
mendalam, sedangkan masalah praktis melibatkan suatu pekerjaan yang aktual.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan membahas pentingnya teorisasi dalam
pendidikan Islam secara lebih jelas.

B.     Rumusan
Masalah

Dari uraian diatas kami
mengambil beberapa rumusan masalah
2.     
Apa saja
persyaratan ilmiah ilmu pendidikan Islam sebagai ilmu ?

3.     
Apakah tugas
dan fungsi ilmu pendidikan Islam itu sendiri?

4.     
Mengapa
teorisasi dalam pendidikan Islam di angggap penting?

C.   
Penbahasan


1.     
Landasan
Dasar dari Pendidikan Islam

Landasan pendidikan Islam  pada
hakikatnya adalah sama dengan asas pendidikan islam. Asas pendidikan itu
sendiri adalah Al -qur’an dan
hadis nabi.

Pendidikan merupakan suatu usaha dan tindakan yang senagja dilakukan untuk
melakukan suatu tujuan yang diharapkan dengan berpijak pada landasan yang baik
yang kuat. Olehkarenanya pendidikan Islam juga harus memiliki landasan dasar.
Secara garis besar ada tiga landasan dasar pendidikan islam.


a.  Al-Qur’an

Al-qur’an didefinisikan
sebagai firman allah yang diturunkan pada rasulullah dengan lafal-lafalnya yang
berbahasa arab dengan maknanya yang benar, sebagai undang-undang bagi manusia
dan memberi petunjuk pada mereka, serta menjadi sarana pendekatan dan ibadah
kepada Allah dengan membacanya, Islam adalah agama yang membawa misi umatnya
menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran. Al-Qur’an merupakan landasan paling
dasar yang dijadikan acuan dalam pendidikan Islam. Dikarenakan landasan utama
dan holistic ajaran Islam yaitu al-Qur’an, maka dalam mengembangkan
agama sayap pendidikan Islam harus bisa menerjemahkan wahyu Allah tersebut
secara cerdas kedalam bahasa manusia, agar al-Qur’an bisa lebih kontekstual
dengan keadaan zaman, karena al-Qur’an memuat ajaran yang lengkap dalam
berbagai aspek.


b.  As-sunnah

As-sunnah
didefinisikan sebagai suatu yang didapatkan dari nabi Muhammad saw yang terdiri
dari ucapan, perbuatan, persetujuan, sifat fisik atau budi atau biografi, baik
pada masa sebelum kenabian ataupun sebelumnya. Suatu hal yang sudah diketahui
bahwa Rasulullah diutus ke bumi, salah satunya adalah untuk memperbaiki moral
(akhlak) umat manusia, sebagaimana sabdanya.“sesungguhnya aku diutus tiada
lain untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.

Yang
terpenting dalam hadis ini adalah memformulasikan sistem, metode, atau cara
yang harus ditempuh oleh para penanggung jawab pendidikan dalam meneruskan misi
risalah, yaitu menyempurnakan keutamaan akhlak.

Dalam
pendidikan islam, sunah nabi mempunyai dua fungsi’ yaitu menjelaskan sistem
pendidikan Islam yang terdapat dalam al-qur’an dan menjelaskan hal- hal yang
tidak terdapat didalamnya. Yang kedua menyimpulkan metode pendidikan dari
kehiduapn rasulullah bersama sahabat, operlakukannya terhadap anak-anak, dan
pendidikan keimanan yang pernah dilakukannya.[2]

Karena
pendidikan menduduki posisi terpenting dslam kehidupan manusia, maka wajarlah
orang Islam meletakkan al-qur’an , hadis , dan akal sebagai dasar teori- teori
pendidikannya. Itulah sebabnya ilmu pendidikan Islam memilih al-Quran dan hadis
sebagi dasarnya. Kata akal tidak perlu disebutkan secara formal karena telah
diketahui secara umum bahwa al-Quran dan hadis menyuruh menggunakan akal [3]


c.  Dalam UU No.
2 tahun 1989

Pasal 11
ayat 1: “ jenis pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas
pendidikan umum, pendidikan kejuruan , pendidikan luar biasa , pendidikan
kedinasan, pendidikan keagamaan, pendidikan akademik, dan pendidikan
professional. “

Pasal 11
ayat 6 : “ pendidikan keagamaan merupakan 
pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan
peranan yang menuntut penguasa pengetahuan khusus tentang ajaran agama yang
bersangkutan. “

Dapat
disimpulakan  bahwa pendididkan keagamaan
bermaksud mempersiapkan peserta dididk untuk dapat menjalankan perannya sebagai
pemeluk agaam yang benar- benar memadahi. Diantara syarat dan prasyarat agar
peserta didik dapat menjalankan peranannya dengan baik diperlukann pengetahuan ilmu
pendidikan islam. Mengingat ilmu ini tidak hanya menekan pada teoritis saja,
tetapi juga praktis.

2.     
 Persyaratan Ilmiah Ilmu
Pendidikan Islam sebagai ilmu

Persyaratan ilmiah ilmu pendidikan Islam adalah memiliki objek yang jelas,
pandangan , teori, dan Hipotesis yang bersumber dari ajaran islam, metode
analisa yang bernafaskan islam, dan struktur keilmuan yang satu sama lain
saling berkaitan sebagai ilmu yang mandiri. Dengan demikian :


a.  Objek studi
ilmu pendidikan Islam

 ilmu pendidikan
dikatakan sebagai ilmu jika memiliki objek yang akan merupakan ajaran analisis
yang akan membangun ilmu pengetahuan yang disebut ilmu pendidikan . objek atau
lapanagan ilmu pendidikan islam adalah lapangan pergaulan, khususnya antara
orang ke orang atau orang yang belum dewasa dengan orang yang sudah dewasa,
menuju perkembangan yang optimal  sesuai
dengan ajaran islam. Objek studi dalam pendidikan islam dapat dibedakan menjadi
dua yaitu objek material dan objek formal.

Objek material adalah manusia dengan berbagai potensi
yang dimiliki untuk di tumbuh kembangkan sebagai subjek objek didik menuju
ketingkat kemajuan yang lebih baik sesuai dengan ajaran islam sehingga menjadi
manusia yang sempurna sesuai dengan ajaran islam sedangkan untuk objek formal
adalah upaya normative untuk menjadikan islam sebagai materi yang akan
dididikkan melalui aktifitas pendidikan, sehingga dapat mempengaruhi pola
perkembangan dan pertumbuhan manusia sebagai objek-objek didik. Pendidikan ajaran
islam bukanlah sekedar memenuhi otak objek-objek didik dengan segala macam ilmu
yang belum mereka ketahui, tetapi yang terpenting adalah menanamkan nilai-nilai
islam sehingga terbentuk akhlak yang tinggi.

b.     
Adanya sudut
pandang

Sudut pandang yang dimaksud adalah bahwa ilmu
pendidikan islam mempunyai sudut pandang yang sudah jelas, yaitu dari
perspektif dari pendidikan itu sendiri, dan dari perspektif islam sebagai
ajaran yang akan di wujudkan dalam proses pendidikan islam. Sehingga konsep
teoritik, praktik, dan hasil akhir tujuan adalah selalu mengacu pada islam, dan
inilah yang membedakannya dengan ilmu-ilmu lain.

c.      
Adanya teori

Ilmu pendidikan memiliki beberapa teori, paradigma,
dan konsep yang rumusannya bisa diambil dari sumber ajaran islam dan dalam
dipraktikkan atau dibuktikan secara empiric dilapangan.

d.     
Memiliki metode

Untuk mengembangkan ilmu pendidikan islam, diperlukan
adanya metodologi pengembangan ilmu tersebut melalui model- model penelitian,
dari penelitian tersebut diharapkan dapat menemukan teori-teori baru, disamping
metodologi pengembangan teori ilmu pengembangan islam dibutuhkan pila adanya
pengembangan metodelogi dlam pendidikan islam secara praktis, agar bisa efisian
efektif, dan komperehensif sesuai dengan tujuan pendidikan islam.

e.      
Memiliki stuktur
(system)

Ilmu pendidikan islam memiliki beberapa komponen yang
dapat di tampilkan secara berurutan sehingga mudah di pelajari dan di terapkan
dalam proses pendidikan. Mulai dari penggunaan teori atau konsep yang cocok
atau untuk diterapkan dilapangan. Maupun berangkat dari lapangan untuk di
carikan landasan teoritiknya. Menurut Aminudin Rosyid menjelaskan bahwa ilmu
pendidikan islam memiliki struktur dan sisitem yang antara lain adalah ada
materi agama islam yang akan di bahas dan dididikkan, ada yang di ajari dan
teknik mengajar dan mendidik, ada alat yang di gunakan untuk mempermudah proses
pendidikan, ada lingkungan yang dapat mempengaruhi, ada evaluasi dan yang
lainnya, yang semua itu merupakan komponen yang saling terkait, mendukung dan
berfungsi sehingga membentuk suatu system, semua komponen tersebut didukung
oleh konsep dan teori dalam islam serta ilmu lain yang dianggap perlu.

Dalam
merumuskan dan mengatur bahan-bahan pengetahuan tentang pendidikan Islam diperlukan
sikap dan pandangan objektif serta pola pikir yang menyeluruh terhadap sasaran
tugas pendidikan. Adapun tugas utama sasaran pendidikan yang dimaksud adalah
anak didik mulai usia dini hingga dewasa secara objektif berusaha dilihat oleh
teori-teori psikologi pendidikan yang kemudian dipraktekkan oleh para pelaku
aktif pendidikan. 
3.      Tugas dan  Fungsi Ilmu Pendidikan Islam

a.       Tugas pendidikan islam

Tugas
pendidikan Islam senantiasa bersambung (kontinu) tanpa batas. Hal ini karena
hakeket pendidikan Islam merupakan proses tanpa akhir sejalan dengan konsensus
universal yang ditetapkan oleh Allah dan RasulNya. Pendidikan yang terus
menerus dikenal dengan istilah “min
al-lahdi ila al-lahd
” (dari buaian sampai liang lahad) atau dalam istialah
lain “life long education”(pendidikan
sepanjang hayat)[4]

Begitu
juga tugas yang diberikan pada lembaga pendidikan Islam bersifat dinamis,
progesif, inovatif mengikuti kebutuhan peserta didik dalam arti yang luas. Tugas
pendidikan Islam pada hakikatnya tertumpu pada dua aspek, yaitu pendidikan
tauhid dan pendidikan pengembangan tabiat peserta didik. Pendidikan tauhid
dilakukan dengan pemberian pemahaman terhadap dua kalimat syahadat, pemahaman
terhadap jenis-jenis tauhid (rububiyah, uluhiyah, sifat dan asma), ketundukan,
kepatuhan, dan keikhlasan menjalankan Islam, dan menghidar dari segala
kemusyrikan. Sedang pendidikan pengembangan tabiat peserta didik adalah
mengembangan tabiat itu agar mampu memenuhi tujuan penciptaannya, yaitu
beribadah kepada Allah.

Tugas
pendidikan Islam ini merupakan realisasi dan pengertian tarbiyah al insya (menumbuhkan atau mengaksualisasikan potensi).
asumsi tugas ini adalah bahwa manusia mempunyai sejumlah potensi atau
kemampuan, sedangkan pendidikan merupakan proses untuk menumbuhkan dan
mengembangkan potensi-potensi tersebut.tugas pendidikan sebagai realisasi dari
pengertian tarbiyah al-tabligh
(menyampaikan atau transformasi 
kebudayaan).

Tugas
pendidikan selanjutnya adalah mewariskan nilai-nilai budaya islami. Hal ini
karena kebudayaan Islam akan mati bila nilai-nilai dan norma-normanya tidak
berfungsi dan belum sempat diwariskan generasi berikutnya.

Dalam
pendidikan Islam, sumber nilai budaya dapat dibedakan menjadi dua bagian,
yaitu;

·           
Nilai
Ilahiyah, nilai yang dititahkan Allah
SAW melalui rosulNya yang diabadikan pada wahyu. Inti nilai ini adalah iman dan
taqwa.nilai ini tidak mengalami perubahan, karena mengandung kemuthlakan bagi
kehidupan manusia selaku pribadi dan selaku anggota masyarakat, tidak berubah
karena mengikuti hawa nafsu.

·           
Nilai
Insaniyah, nilai yang tumbuh atas
kesepakatan manusia serta hidup dan berkembang dari perdaban manusia. Nilai ini
bersifat dinamis, yang keberlakuannya relative dan dibatasi oleh ruang dan
waktu. [5]


b.  Fungsi
pendidikan islam

Secara umum tugas
pendididkan Islam adalah membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik dari tahap ke tahap
kehidupannya sampai
mencapai titik kemampuan optimal. Sementara fungsinya adalah menyediakan
fasilitas yang dapat memungkinkan tugas pendidikan berjalan dengan lancar. Jika
dilihat Secara operasional, fungsi pendidikan dapat dilihat dalam dua bentuk
yaitu:

·        
Alat untuk
memelihara memperluas, dan menghubungkan tingkat kebudayaan nilai-nilai tradisi
dan social.

·        
Alat untuk
mengadakan perubahan, inovasi, dan perkembangan. Pada garis besarnya ini
dilakukan melalui potensi ilmu pengetahuan dan sekil yang dimiliki. Secara melatih
tenaga manusia (peserta didik) yang produksi dalam menemikan perimbangan
perubahan social ekonomi yang demikian dinamis.[6]

Fungsi ilmu
pendidikan islam

Fungsi pendidikan islam meliputi tiga hal sebagai
berikut:

1.  
Menumbuh
kembangkan peserta didik ke tingkat normative yang lebih baik.

Kata
pertumbuh menuju pada perubahan peningkatan yang bersifat kapasitas fisik.
Sedang kat perkembangan lebih menujuk pada perubahan peningkatan yang bersifat
kapasitas  psikis. Oleh karena
pendidikan islam ditunjukan untuk meningkatkan kapasitas fisik maupun psikis
peserta didik,  maka fungsi pendidikan
islam yang pertama ini dirumuskan ssebagi menumbuh kembangkan peserta didik
ketingkat yang normatif  lebih baik.
Dengan demikian norma yang dijadikan standar ukuran adalah ajaran islam.

Jika di
perhatikan lebih jauh, maka fungsi pertama pendidikan islam ini merupakan
kristalisasi dari nilai- nilai yang terkandung dalam landasan dasar pendidikan
islam tersebut. Disamping itu kalau fungsi pertama ini dapat berjalan dengan baik,
maka akan berlangsung baik pulalah fungsi kedua pendidikan islam.
2.  
Melestarikan
ajaran islam

Ajaran islam meliputi bidang- bidang
sebagai berikut:

Satu, bidang
ibadah (rubu’ibadah), yang menjelskan soal hubungan manusia dengan
tuhannya dengan jalan mengerjakan ibadah dan pengabdian menurut tatacara
tertentu.

Dua, bidang
Ekonomi (rubu’ muamalah) yang berhubungan dengan kehidupan dan mencari
rejeki

Tiga, bidang
pernikahan ( rubu munakahah) yang berhubungan dengan nikah, tala’
,rujuk, yang merupakan saluran untuk mendapatkan keturunan yang sah

Empat, bidang hukum
pidana ( rubu’ jinayah), yang berhubun dengan pelanggaran dan kejahatan
antar individu, individu dengan masyarakat umum atau Negara (Idris Ahmad
1980:19)

Jadi ajaran islam yang demikian itulah yang hendak
dilestarikan melalui ajang pendidikan islam. Dilestarikan dalam hal ini berarti
ajaran islam itu dijadiakan tetap tidak berubah, dibiarkan murni seperti
keadaannya semula, sekaligus dijaga , dipertahankan kelangsuangan eksistensinya
hingga waktu yang tak terbatas. Hal ini hususnya yang menyangkut yekstual
al-quran dan al-hadis.
3.  
Melestarikan
kebudayaan dan peradaban islam.

Kebudayaan
yang mempunyai arti: hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia,
keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang digunakan untuk
memahami lingkungan serta pengamalannya dan menjadi pedoman tingkah laku, hasil
akal budi dari alam sekelilingnya dan dipergunakan bagi kesejahteraan hidupnya
(tim penyusun kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahasa, 1988: 131)

Kemudian
kata peradaban berarti kemajuan ( kecerdasan, kebudayaan) lahir batin. Hal yang
menyangkut sopan santun, budi bahasa, dan kebudayaan suatu bangsa (Tim penyusun
kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahasa, 1988: 5)

Jadi
kebudayaan dan peradaban Islam berarti buah budi dan kemajuan yang dicapai oleh
kaum muslimin secara keseluruhannya yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
seni, moral, hukum, adat serta prestasi kemampuan lain yang mereka peroleh
peroleh sebagai anggota masyarakat di masing-masing negeri.

Dengan
demikian Sasaran ilmu penddikan Islam secara teori maupun praktik harus mampu
memberikan pandangan yang tepat dan terarah tentang objektifitas proses
perkembangan dan pertumbuhan manusia. Hal yang demikian menuntut ilmu
pendidikan Islam untuk menetapkan kaidah konsepsional dan operasional yang
dapat mengarahkan pada kemajuan secara individual, kolektif, sosial, dan
moralitas. Selanjutnya, ilmu pendidikan Islam secara umum memiliki tugas dan
fungsi untuk memberikan arahan dalam praktik dan memberikan solusi atas
problem-problem yang muncul.

Oleh karena
itu Tugas dan fungsi ilmu pendidikan islam yaitu:

a.   
Melakukan
pembuktian terhadap teori-teori ilmu pendidikan Islam.

b.  
Memberikan
informasi tentang pelaksanaan pendidikan dalam segala aspek bagi pengembangan
ilmu pengetahuan,

c.   
 Sebagai
pengoreksi terhadap kekurangan teori-teori ilmu pendidikan Islam.

Lebih
lanjut, tentang tugas pendidikan Islam Ibnu Taimiyah sebagaimana dikutip oleh
Majid Irsan Alkailani, bahwa tugas pendidikan Islam pada hakikatnya tertumpu
pada dua aspek yaitu tauhid ( rububiyah, uluhiyah, sifat dan asma, kalimat
syahadat, dan kepatuhan ) dan pendidikan pengembangan tabiat peserta didik.

Teori atau
model mengajar pada umumnya adalah suatu kegiatan yang bukan menyangkut masalah
penelitian. Menurut Gage (1964) teori belajar itu membicarakan hal-hal yang
menyangkut cara organisme belajar. Teori pengajaran menyangkut dengan cara
bagaimana seseorang mempengaruhi organisme supaya belajar. Tiap-tiap teori itu
berhubungan langsung dengan tindakan pendidikan yang terdiri dari: (1)
formulasi tujuan pengalaman belajar, (2) perencanaan instruksi, (3) perencanaan
penilaian mengenai hasil pengajaran di dalam suatu jangka waktu tertentu.
[7]

4.      Pentingnya  teorisasi dalam pendidikan Islam

Teorisasi dalam pendidikan Islam sangat diperlukan, karena untuk memperoleh
suatu keberhasilan dalam proses pendidikan Islam, diperlukan adanya ilmu
pengetahuan tentang pendidikan Islam baik yang bersifat teoritis maupun
praktis. Ada beberapa alasan mengapa teori itu penting dalam ilmu pendidikan,
diantaranya adalah:

a.      
Pendidikan
Islam yang bersumber dari nilai-nilai ajaran Islam harus bisa menanamkan atau
membentuk sikap hidup yang dijiwai nilai-nilai tersebut, juga mengembangkan
kemampuan berilmu pengetahuan sejalan dengan nilai-nilai Islam yang melandasi,
merupakan proses ikhtiariah yang secara pedagogis mampu megembangkan hidup anak
kearah kedewasaan atau kematangan yang menguntungkan dirinya. Oleh karena itu,
usaha ikhtiariah tersebut tidak dapat dilakukan berdasarkan trial and error(
coba-coba ) atau atas dasar keinginan dan kemauan pendidik tanpa dilandasi
dengan teori-teori kependidikan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah
pedagogis.

b.     
 Islam
sebagai agama wahyu yang diturunkan oleh Allah dengan tujuan untuk menyejahterakan
dan membahagiakan hidup dan kehidupan umat manusia di dunia dan akhirat, baru
dapat mempunyai arti fungsional dan aktual dalam diri manusia bila mana
dikembangkan melalui proses kependidikan yang sistematis. Oleh karena itu,
teori-teori pendidikan Islam yang disususn secara sistematis merupakan kompas
bagi proses tersebut. [8]

Oleh karena itu, dari segi teoritis pendidikan Islam berarti konsep
berfikir yang bersifat mendalam dan terperinci tentang masalah kependidikan
yang bersumberkan ajaran Islam mulai dari rumusan-rumusan konsep dasar, pola
sistem, tujuan, metode, dan materi kependidikan Islam yang disusun menjadi satu
ilmu yang bulat.

Dengan kata lain ilmu pendidikan Islam dalam teori-teorinya mengandung
kesesuaian ( konformitas ) pandangan dengan teori-teori dalam ilmu pedagogik
terutama yang menyangkut anak didik, pendidik, alat-alat, dan cita-cita,
sehingga tampak jelas bahwa dalam teori kependidikan Islam terkandung
nilai-nilai ilmiah pedagogis yang absah dalam dunia ilmu pengetahuan khususnya
dunia ilmu pendidikan.

D.    Kesimpulan

Dari
pembahasan di atas dapat kita simpulkan:

1.     
Landasan
dasar ilmu pendidikan Islam

Bahwa
landasan dasar ilmu pendidikan Islam pada hakikatnya adalah al-Quran dan
assunnah.

2.     
Persyaratan
ilmiah ilmu pendidikan Islam adalah memiliki objek yang jelas, pandangan ,
teori, dan Hipotesis yang bersumber dari ajaran islam, metode analisa yang
bernafaskan islam, dan struktur keilmuan yang satu sama lain saling berkaitan
sebagai ilmu yang mandiri.

3.     
Tugas
pendidikan Islam ini merupakan realisasi dan pengertian tarbiyah al insya (menumbuhkan atau mengaksualisasikan potensi),
serta mewariskan nilai-nilai budaya islami. Dan fungsinya adalah menyediakan
fasilitas yang dapat memungkinkan pendidikan berjalan dengan lancar dan
efisien.

4.     
Pentingnya
teorisasi
 ilmu pendidikan islam diantaranya Pendidikan
Islam yang bersumber dari nilai-nilai ajaran Islam harus bisa menanamkan atau
membentuk sikap hidup yang dijiwai nilai-nilai tersebut dan Islam sebagai agama
wahyu yang diturunkan oleh Allah dengan tujuan untuk menyejahterakan dan membahagiakan
hidup dan kehidupan umat manusia di dunia dan akhirat.

E.    
  Penutup

Demikian
makalah yang dapat disampaikan, semoga bermanfaat. Dan pastinya masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, penulis mohon maaf yang sebesarnya
ktitik dan saran sangat kami butuhkan untuk menyempurnakan makalah ini.

F.    
Daftar
Pustaka

Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan Dalam perspektif Islam. PT. Remaja
Rosda Karya. Bandung. 1992.

Mujib, abdul  dan Jusuf
Mudzakkir. Ilmu Pendidikan Islam. Kencana Renada Media. Jakarta. 2006

fatah .A ysin . Dimensi- dimensi
pendidikan Islam
. UIN. Malang Press. Malang,2008

http://blog.uin-malang.ac.id/jokopurwanto/2011/05/01/

http://08jafarramahesong.blogspot.com/2s012/05/makalah-pendidikan-islam.html



[1] A.
Tafsir. Ilmu Pendidikan Dalam perspektif Islam. PT. Remaja Rosda Karya.
Bandung. 1992. Hlm 12-18

[2] A.
fatah ysin. 2008. Dimensi- dimensi pendidikan Islam . UIN. Malang Press.
Malang, hlm 41

[3]
Ahmad Tafsir. Ilmu pendidikan dalam perspektif Islam . Remaja Rosdakarya .
Bandung. 2005 . hlm.22

[4] Suyanto. Ilmu pendidikan islam.op.cit hlm. 51

[5] Abdul  ,Mujib. dan Jusuf  Mudzakkir. . Ilmu Pendidikan Islam. Kencana
Renada Media. Jakarta. 2006. Hlm 51-68

[6]ibid.
hlm 68-69

[7]
Ibid.

[8] http://08jafarramahesong.blogspot.com/2012/05/makalah-pendidikan-islam.html
Rate this post