Analis Metpen MODEL PENDIDIKAN TAHFIDHUL QUR’AN SANTRI NON-PESANTREN DI YAYASAN DARUL ISTIQOMAH …..

Diposting pada
BAB I
PENDAHULUAN

A. Judul

Dalam menentukan judul penelitian, judul diharapkan disusun dengan kalimat bahasa yang jelas, singkat dan tidak menimbulkan multi tafsir bagi yang membaca. Judul diusahakan dengan kalimat yang menarik atau menantang bagi pembaca, tetapi tetap menjaga kaidah, etika, agama dan social, artinya judul tidah menyinggung perasaan seseorang, kelompok, ras, agama, dan suku tertentu, judul juga harus menggambarkan lokasi penelitian atau obyek yang akan diteliti.[1]

Selain itu, menurut dosen metodologi penelitian kualitatif pak Zaenal Hafizin menjelaskan bahwa dalam pembutan judul penelitian hendaknya dimulai dari lima sampai lima belas kata.[2]

Sedangkan judul dalam skripsi yang penulis ambil sudah benar, tidak melebihi dan tidak  kurang dalam sub katanya yaitu skripsinya yang berjudul MODEL PENDIDIKAN TAHFIDHUL QUR’ANSANTRI NON-PESANTREN DI YAYASAN DARUL ISTIQOMAH GONDOSARI GEBOG KUDUS

Akan tetapi dalam judul tersebut menimbukan multi tafsir bagi yang membaca, yaitu pada bagian MODEL PENDIDIKAN TAHFIDHUL QUR’AN SANTRI NON-PESANTREN, model pendidikan itukan harusnya dalam kelembagaan bukan dalam pesantren, jadi judul tersebut tidak sesuai dengan apa yang diungkapkan dalam bukunya Muhamad Saekan.




      Latar Belakang

Latar belakang ini dikemukakan sebagai suatu pembuktian dari penelitian yang dilakukan, bahwa latar belakang dapat menunjukan adanya masalah yang akan diteliti, latar belakang harus ditampilkan secara kuat, untuk itu kita harus mengemukakan kata dari fakta sebagai alasan dengan mengurangi argumentasi pribadi sedikit mungkin.[3]

Didalam latar belakang masalah pada skripsi yang penulis ambil sudah sesuai dengan judul, dimana didalam latar belakang tersebut menjelaskan arti penting dari judul yang diangkat pada skripsi tersebut serta memaparkan suatu permasalahan yang sesuai dengan topik judul itu sendiri.

C.      Fokus Penelitian

Pada dasarnya penelitian kualitatif dimulai dari sesuatu yang kosong tetapi dilakukan berdasarkan persepsi seseorang terhadap adanya suatu masalah dalam penelitian kualitatif yang dinamakan focus.[4]

Mengenai focus penelitian dalam skripsi yang penulis ambil, peneliti sudah memfokuskan pada satu bidang atau suatu masalah, sehingga pada skripsi tersebut focus penelitian sudah benar-benar terfokus pada satu bidang, yaitu yang berkenaan dengan model pendidikan Tahfidhul Qur’an santri non-Pesantren di Yayasan Darul Istiqomah.

D.      Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan pekerjaan yang sukar bagi setiyap peneliti. Yang dapat menolong kita keluar dari kesulitan merumuskan judul dan masalah adalah pengetahuan yang luas dan terpadu mengenai teori-teori dan hasil-hasilpenelitian para pakar terdahulu dalam bidang-bidang yang terkait dengan masalah yang akan diteliti. Dalam merumuskan dan analisis masalah ini sekaligus juga dilakukan identifikasi variable-variabel yang dilibatkan dalam penelitian beserta definisi operasional drai setiyap variable. Untuk mempermudah perumusan masalah maka rumusan masalah dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat bertanya. Namun apabila mampu merumuskannya dalam bentuk uraian-uraian yang komprehensif dan analisis, maka hal itu akan lebih utama.[5]

Dalam rumusan masalah skripsi yang penulis analisa, rumusan masalahnya sudah berupa kalimat pertanyaan yang mengandung atau menyatakan beberapa permasalahan dala focus penelitian serta mengandung kata-kata yang menyatakan pertanyaan yang diantaranya:

1.       Bagaimana model pendidikan tahfidhul qur’an santri non-pesantren di Yayasan Darul Istiqomah Gondosari Gebog Kudus ?

2.       Bagaimana proses penerapan model pendidikan tahfidhul qur’an santri-non pesantren di Yayasan Darul Istiqomah Gondosari Gebog Kudus ?

3.       Apa faktor-faktor yang mendukung dan menghambat model pendidikan  tahfidhul qur’an santri-non pesantren di Yayasan Darul Istiqomah Gondosari Gebog Kudus ?

E.       Tujuan Penelitian

                              Rumusan tujuan penelitian ini menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian  selesai dilakukan. Oleh karena itu, rumusan ujuan ini harus konsisten dengan rumusan masalah dan mencerminkan pula proses penelitiannya[6]

                              Mengenai tujuan penelitian yang terdapat pada skripsi yang penulis analisa tujuan penelitian tersebut sudah berdasarkan rumusan masalah, yaitu sudah menyelaraskan mengenai apa yang telah diambil dalam rumusan masalah tersebut.

F.       Manfaat Penelitian

                Dalam penelitian terdapat dua manfaat yaitu secara teoritik dan praktis, secara praktis yaitu mengembangkan ilmu pendidikan Islam khususnya dibidang kurikulum, sedangkan secara praktis yaitu dapat dimanfaatkan pleh siapa saja.[7] dan dalam penelitian ini hendaknya mampu memberikan gambaran tentang apa yang akan dicapai setelah penelitian selesai dilakukan dan memberikan gambaran bahwa hasil penelitian yang akan dicapai  memiliki kontribusi terhadap perkembangan keilmuan dan memberikan jalan keluar bagi pemecah permasalahan dalam kehidupan nyata. [8]

                Dalam skripsi yang penulis analisa sudah sesuai dengan manfaat penelitian, yaitu untuk mengetahui, memecahkan permasalahan dari rumusan masala dan sudah berkaitan dengan permasalahan, yaitu:

1.       Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan dibidang pendidikan Isla dan meningkatkan ketajaman analisi. Selain itu penelitian ini juga sebagai wadah untuk mengimplementasikan ilmu tentang penelitian.

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangsih secara teoritis, khususnya tentang peran lembaga, baik lembaga formal maupun non formal seperti dilembaga-lembaga pendidikan yang lain, serta memperkaya  khasanah pengetahuan dalam menghafal Al-Qur’an

2.       Manfaat Praktis

a.       Untuk memperoleh informasi tentang model pendidikan  tahfidhul qur’an santri-non pesantren di Yayasan Darul Istiqomah Gondosari Gebog Kudus sehingga menjadikan pribadi muslim yang sempurna dan mampu menjalankan nilai-nilai ajaran Islam.

b.      Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pemikiran, khususnya dalam pendidikan Islam demi tercapainya kemajuan dan peningkatan sumber daya manusia.

c.       Sementara bagi penulis akan memperoleh pengetahuan tentang model pendidikan tahfidul pendidikan  tahfidhul qur’an santri-non pesantren di Yayasan Darul Istiqomah Gondosari Gebog Kudus.

d.      Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembacanya.

BAB II

STUDI KEPUSTAKAAN

Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti yang berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang terkait dengan nilai, budaya, dannorma yang berkembang pada situasi social yang diteliti.

Terdapat tiga kriteria terhadap teori yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian, yaitu relevansi, kemutakhiran, dan keaslian. Relevansi merupakan teori yang dikemukakan sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Sedangkan kumutaakhiran berarti terkait dengan kebaruan teori atau referensi yang digunakan, pada umumnya referensi yang sudah  lebih dari lima tahun diterbitkan dianggap kurang mutaakhir. Kemudian mengenai keasliannya terkait dengan keaslian sumber, maksudnya peneliti dianjurkan menggunakan sumber aslinya dalam mengemukakan teori, jangan sampai peneliti mengutip dari kutipan orang lain.[9]

Mengenai relevansi dalam skripsi yang penulis analisa, sudah sesuai dengan judul, tema, dan rumusan masalahnya, yaitu membahas mengenai model-model pendidikan  tahfidhul qur’an santri-non pesantren di Yayasan Darul Istiqomah Gondosari Gebog Kudus. Diantaranya meliputi bentuk model pendidikan dan pendekatan pendidikan Islam. Dalam skripsi tersebut dijelaskan model pendidikannya meliputi metode bandongan, sorogan, demonstrasi, ceramah, dan Tanya jawab, sedangkan pendekatan pendidikanya meliputi pendekatan emosional, pengalaman, rasional, fungsional, dan pembiasaan. Sesuai dengan ruman masalahnya yaitu sudah menjawab dari semua rumusan masalah, yaitu berbicara mengenai model pendidikan, proses penerapan model pendidikan, serta faktor-faktor yang mendukung dan menghambat model pendidikan tahfidhul qur’an santri-non pesantren di Yayasan Darul Istiqomah Gondosari Gebog Kudus.

Selanjutnya mengenai mutaakhirnya, Skripsi tersebut sudah menggunakan beberapa pendapat

Kemudian keaslian dari nama-nama tokoh  yang digunakan sebagai bahan pembahasannya dalam skripsi juga sudah sesuai dengan daftar pustakanya

BAB III

METODE PENELITIAN

A.      Alasan Menggunakan Metode Kualitatif

Penelitian kualitatif pada hakikatnya adalah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya terinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan taksiran mereka tentang dunia sekitarnya[10]

Adapun cirri-ciri penelitian kualitatif adalah dilakukan pada kondisi yang alamiah, lebih bersifat deskriptif, lebih menekankan pada proses daripada produk, melakukan analisis data secara induktif dan lebih menekankan makna.[11]

Dalam skripsi yang penulis analisis, alasan menggunakan metode kualitatif yaitu karena dengan metode kualitatif lebih sensitive (aktof-reaktif dan dapat diadaptasi) disamping itu data yang didapat lebih lengkap lebih mendalam dan lebih dapat dipercaya. Dengan demikian proses pelaksanaan kegiatan pendidikan tahfidhul qur’an santri-non pesantren dapay terungkap secara mendalam, dapat menemukan pola, hipotesis dan teori.

B.      Tempat Penelitian

Dalam tujuan penelitian, perlu dikemukakan dimana situasi social tersebut akan diteliti, dan alasan mengapa penelitian itu dilakukan ditempat itu, alasan ini akan lebih kuat apabila dikaitkan dengan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan cara menganalisis data.[12]

Dalam skripsi ini tempat penelitian sesuai dengan judul yaitu dimana tempat penelitian dilakukan di Yayasan Darul Istiqomah Gondosari Gebog Kudus, akan tetapi dalam skripsi tersebut kurang sempurna dan tidak sesuai dengan apa yang telah dipaparkan oleh Malik Acid Zahrani, yaitu tidak disebutkan mengapa penelitian itu dilakukan di tempat tersebut.

C.      Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument utama adalah penelitian itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrument juga harus divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya  terjun kelapangan.

Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek peneliti, baik secara akademik maupun logistiknya.[13]

        Disini instrument penelitian sudah benar, dimana realita yang terdapat dalam penelitian kualitatif bersifat menyeluru dan tidak dapat dipisah-pisahkan kedalam Variabel penelitian. Dengan demikian dalam penelitian kualitatif belum dapat dikembangkan instrument penelitian sebelum masalah yang diteliti sama sekali, jadi peneliti merupakan instrumen kunci dalam penelitian kualitatif.

        Setelah focus  penelitianya jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrument penelitian sederhana yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara peneliti akan terjun kelapangan sendiri, baik pada graund tour question, tahap focused dan sebagian melakukan pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan.

D.      Sampel Sumber Data

Sampel sumber data dipilih secara purposive dan bersifat snowbell sampling, penelitian sample sumber data, pada proposal masih bersifat sementara, dan akan berkembang kemudian setelah peneliti terjun kelapangan.[14]

Namun didalam skripsi itu, sumber data dalam penelitian kualitatif meliputi dua hal, yaitu sumber data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari subyek peneliti dengan menggunakan alat pengukur atau alat pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber data yang dicari.[15]  Serta data sekunder atau data kedua yang diperoleh melalui pihak lain, yaitu tidak diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitian.[16]

Didalam skripsi tersebut sudah sesuai dengan pernyataan dari Suharsini Arikunto dan Saifudin Azwar, primer mengenai subyek menggunakan purposive sampling, yaitu subyek yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan cirri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya, sedangkan yang menjadi subyeknya dalam penelitian ini adalah segenap unsure yang terlibat dalam keiatan pembelajaran di Yayasan Darul Istiqomah Gondosari Gebog Kudus. Sedangkan yang sekunder dalam skripsi tersebut juga sudah sesuai, yaitu menggunakan metode dokumentasi yaitu yang digunakan sebagai sumber kedua dalam penelitian.

E.       Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data, tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.[17]

Didalam skripsi yang penulis analisa, teknik pengumpulan data sudah sesuai dengan ungkapan Sugiono, yang mana disitu disebutkan teknik  pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, pengamatan, dan dokumentasi. Wawancara diadakan dengan mengadakan Tanya jawab dengan guru pendidikan agama Islam, dan siswa untuk mendapat informasi, sedangkan pengamatan (observasi) peneliti terlibat dalam  sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Kemudian mengenai dokumentasi, penulis skripsi tersebut mendokumentasi mengenai peranan pendidikan  tahfidhul qur’an santri-non pesantren di Yayasan Darul Istiqomah Gondosari Gebog Kudus.

F.       Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dan Biklen, analisis data adalah proses yang dilakukan secara sistematis untuk mencari dan menemukan data menyususn transkip wawancara, catatan-catatan lapangan dan bahan-bahan lainnya yang telah dikumpulkan peneliti dengan teknik-teknik pengumpulan data lainya. Dengan cara ini peneliti ini dapat meningkatkan pemahaman tentang data yang terkumpul dan memungkinkannya menyajikan data tersebut secara sistematis guna menginterpretasikan dan menarik kesimpilan.[18] 

Dalam skripsi yang penulis analisa, penulis skripsi tersebut   dalam teknik analisa dia menggunakan metodenya Lexi J. Moleong, adapun langkah-langkah tersebut meliputi reduksi  data yaitu dilakukan dengan cara mengelompokan data berdasarkan aspek-aspek permasalahan penelitian, sedangkan aspek-aspek yang direduksi dalam penelitian tersebut adalah tentang metode pendidikan  tahfidhul qur’an santri-non pesantren di Yayasan Darul Istiqomah Gondosari Gebog Kudus. Selanjutnya yaitu penyajian data, penulis skripsi menyajikan data secara rinci, terurai, dengan teks yang bersifat naratif, kemudian langkah yang terakhir yaitu penarikan kesimpulan, penulis skripsi dalam menyimpulkan data penelitian kualitatif menggunakan teknik indukatif, yang mengambil dengan berdasarkan fakta fakta yang ada dilapangan secara khusus yang ditarik kesimpulan secara umum, sehingga membentuk suatu kesimpulan yang baru, utuh dan saling terkait satu dengan yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Saekan Mukhamad, Model Penelitian Kualitatif, Nora Media Enter Prise, Kudus, 2010

Hafidzin Zaenal, Penjelasan Dalam Materi Metodologi Penelitian Kualitatif

Naga S Dali, Penelitian dan Penulisan Ilmiah Suatu Aspek Struktur, Lisarua Paper Penelitian, 1998

Lexi J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Persada, Bandung 2000

Malik Acid Zahrani, Proposal dan Laporan Penelitian, Jogjakarta, Garailmu, 2010, hlm. 294

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung, ALfabeta, 2005, hlm. 141

Pedoman Penulisan skripsi, Sain Kudus, 2010

Nasution, S, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosda Karya , 1990, hlm.5

Suharsini AriKunto, Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktik), Rineka Cipta, Jakarta, 1998, hlm.11

Saifudin, Azwar, Metode Penelitian, pustaka pelajar, Yogyakarta, 2001, hlm. 9Bogdan dab Biklen, Qualitatif Researc for Education, an Inducation  to teori and Methode, Boston, 1992, hlm. 153

     

[1] . Mukhamad saekan, Metode Penelitian Kualitatif, Kudus : Nora Media Enter Prise, 2010, hlm. 114

[2]  Penjelasan pak Zaenal Hafidzin dosen Metodologi Penelitian Kualitatif.

[3] Dali S Naga, Penelitian dan Penulisan Ilmiah Suatu Aspek Struktur, Lisarua: Peper Penelitian 1981, hlm. 4

[4] Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Persada, Bandung, 2000, hlm. 62

[5] Malik Acid Zahrani, Proposal dan Laporan Penelitian, Jogjakarta, Garailmu, 2010, hlm. 294

[6] Ibid, hlm. 294

[7] Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung, ALfabeta, 2005, hlm. 141

[8] Pedoman Penulisan skripsi, Sain Kudus, 2010

[9] Sugiono, Op.Cit, hlm. 144

[10] Nasution, S, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosda Karya , 1990, hlm.5

[11] Ibid,  hlm. 22

[12] Malik Acid Zahrani, Op.cit, hlm. 295

[13] Ibid, hlm.59

[14] Ibid, hlm 62

[15] Suharsini AriKunto, Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktik), Rineka Cipta, Jakarta, 1998, hlm.11

[16] Saifudin, Azwar, Metode Penelitian, pustaka pelajar, Yogyakarta, 2001, hlm. 91

[17] Sugiono Op.cit, hlm. 309


[18] Bogdan dab Biklen, Qualitatif Researc for Education, an Inducation  to teori and Methode, Boston, 1992, hlm. 153

Rate this post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *