Pada kesempatan kali ini kami akan memberikan informasi tentang ” Pidato Tentang Isra Mi’raj Singkat PadatPidato Tentang Isra Mi’raj ”. Berikut informasi selengkapnya :
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Yang saya hormati, Bapak ketua RT beserta istri.
Yang saya hormati para panitia penyelenggara dan hadirin yang telah hadir pada peringatan Isra Mi’raj yang jatuh pada hari ini.
Pertama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT dimana berkat rahmat-Nya kita dapat berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat. Shalawat serta salam tidak lupa kita sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Pada kesempatan ini saya menyampaikan terimakasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk menyampaikan beberapa hal mengenai peristiwa Isra Mi’raj dan hikmah yang dapat kita petik darinya.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Ada beragam kejadian yang Allah tampakkan maupun tidak dan tercatat di dalam Al-Qur’an ataupun disampaikan melalui para Rasul. Terkadang beberapa peristiwa memang tidak dapat diterima secara logika, namun harus diyakini karena itu merupakan bagian dari bentuk keimanan kita. Sebagai contoh adalah pristiwa yang terjadi bertepatan dengan hari ini, yakni Isra Mi’raj yang menjadi bukti kekuasaan Allah SWT.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Peristiwa Isra Mi’raj merupakan perjalanan Rasulullah SAW yang diberangkatkan oleh Allah SWT dari masjidil Haram ke masjidil Aqsa hingga kemudian diangkat ke Sidratul Muntaha di langit ke tujuh. Sidratul Muntaha sendiri adalah sebuah pohon bidara yang menandai akhir dari langit ke tujuh, sebuah batas di mana makhluk tidak dapat melewatinya. Perjalanan Rasulullah SAW ini menurut al-Maududi dan mayoritas ulama terjadi pada periode akhir Rasul berada di Mekkah sebelum kemudian hijrah ke Madinah atau dikenal dengan sebutan tahun tahun pertama sebelum hijrah yakni antara 620-621 M. Namu pendapat lain menyebutkan bahwa keberangkatan Rasul adalah pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian. Pendapat ini dikemukakan oleh al-Allamah al-Manshurfuri dan menjadi pendapat yang paling populer.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Perjalanan yang dilakukan Rasulullah SAW dilakukan bersama Jibril dengan menaiki Buraq, makhluk Allah SWT yang diciptakan dari cahaya dan berfungsi sebagai tunggangan. Berdasarkan beberapa hadits Buraq memiliki beberapa ciri, yakni berbentuk seperti binatang tunggangan dan bisa diikat layaknya hewan tunggangan lainnya, memiliki ukuran yang lebih tinggi dari keledai dan lebih tinggi dari bighal (hasil perkawinan antara kuda dan keledai), berwarna putih, serta langkah kakinya sejauh ujung pandangannya.
Peristiwa ini dimulai dari berangkatnya Rasul dan malaikat Jibril ke Madinah, tempat dimana Rasul kemudian berhijrah, dilanjutkan ke tempat pemberhentian Nabi Musa ketika lari dari Mesir yakni Syajar Musa (Masyan), kemudian kembali ke Tunisia tempat Nabi Musa menerima wahyu, lalu ke Baitullahmi (Betlehem) tempat kelahiran Nabi Isa AS. Kemudian di samping Ka’bah terjadilah peristiwa pembelahan dada Nabi Muhammad untuk disucikan dengan air Zamzam oleh Malaikat Jibril sebelum berangkat ke Masjidil Aqsha di Yerussalem sebagai kiblat nabi-nabi terdahulu. Ketika sampai di Yerussalem Jibril menurunkan Rasulullah SAW dan menambatkan kendaraannya. Saat Rasul memasuki masjid ternyata telah menunggu para nabi dan rasul untuk diimami oleh baginda Rasulullah Muhammad SAW. Rasul pun bertanya pada Jibril perihal mereka dan Jibril pun menjelaskannya hingga akhirnya Rasul mengimami mereka untuk melaksanakan shalat sunnah dua rakaat.
Selepas sholat dua rakaat, Jibril menawari Rasul dengan dua jenis minuman, arak dan susu. Rasul kemudian memilih susu dan meminumnya hingga Jibril berkata, “Engkau telah memilih kesucian”. Kemudian Jibril mengarahkan Rasul menuju ke sebuah batu besar,yang kemudian terlihat sebagai tangga yang sangat indah, pangkalnya di Maqdis dan ujungnya menyentuh langit. Jibril dan Rasul pun melanjutkan perjalanan dengan menaiki tangga tersebut ke langit ke tujuh dan Sidratul Muntaha. Dikisahkan bahwa dalam perjalanannya, Rasul menjumpai beberapa Nabi terdahulu sehingga ia mampu menggambarkan bagaimana perwujudan mereka. Pada perjalanan menuju menghadap Allah, Rasul tidak lagi ditemani oleh Jibril. Saat perjumpaannya dengan Allah SWT, Rasul menerima perintah untuk membertiahukan ummatnya agar melaksanakan shalat 50 waktu dalam sehari. Rasul pun menerima perintah tersebut dan turun dengan penuh ketaatan. Setibanya ia di langit ke enam, beliau bertemu kembali dengan Musa AS dan terjadilah percakapan mengenai apa yang diperintahkan Allah SWT kepada Rasulullah SAW. Musa lantas menyuruh Rasul SAW untuk kembali kepada Allah dan meminta keringanan mengenai jumlah waktu shalat dalam sehari. Allah SWT pun mengabulkan dan perintah shalat diturunkan menjadi 45 kali dalam sehari. Namun dalam kisahnya, Rasul beberapa kali menghadap Allah untuk meminta keringanan yang lebih lagi hingga akhirnya perintah shalat menjadi 5 kali dalam sehari.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Jika kita melihat lagi rentetan peristiwa yang dialami oleh baginda Rasul Muhammad SAW jelas hal itu bukan merupakan sesuatu yang dapat diterima dengan mudah oleh logika kita. Dikisahkan perjalanan yang begitu panjang dapat ditempuh hanya dalam waktu semalam. Hal ini jelas memicu pengingkaran bagi kaum yang mengagungkan logikanya saja dalam menguji kebenaran sebuah agama. Karenanya pada kenyataanya logika tidak jarang berbenturan dengan agama. Di sinilah perlunya iman, yakni keyakinan yang membuat kita percaya bahwa ada kekuatan besar yang “bekerja” di dunia ini.
Selanjutnya, Isra Mi’raj menjelaskan kepada kita betapa Rasulullah senantiasa mengajarkan kebaikan pada ummatnya hingga ketika dihadapkan pada pilihan kenikmatan dan kebaikan, arak dan susu, beliau memilih susu sebagai simbol kebaikan dan kebenaran. Beliau memberi contoh nyata bahwa keteladanan dengan memberikan contoh nyata adalah hal yang paling ampuh dalam membimbing ummatnya. Rasul tidak terlena dengan pilihan yang disediakan, layaknya kondisi ketika beliau memilih hidup sederhana padahal kemewahan menantinya. Sungguh beliaulah Uswatun Hasanah sepanjang masa.
Selain itu peristiwa Isra Mi’raj yang menjadi titik awal diturunkannya perintah shalat juga menjadi bukti dari bentuk kecintaan Rasul pada ummatnya. Beliau tidak menghendaki adanya kesusahan atas ummatnya. Ia rela menghadap Allah SWT berkali-kali untuk meminta pengurangan jumlah bilangan waktu shalat dalam sehari. Hingga akhirnya bilangan shalat menjadi jauh lebih sedikit dari yang diperintahkan oleh Allah SWT. Sungguh Rasul SAW menginginkan kemudahan-kemudahan atas ummatnya. Oleh karena itu sudah semestinya keringanan itu membuat kita tidak lagi berat dalam menjalankan kewajiban shalat lima waktu dan menambah kecintaan kita terhadap Rasulullah SAW.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan. Atas kesalahan saya mohon ampun kepada Allah dan kepada hadirin sekalian saya mohon maaf. Wallahu a’lam bish showab.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
——————————————————————–
Assalamu ’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
Kaum muslimin dan muslimat yang kami panjatkan.
Dengan ucapan puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Allah Swt, karena pada kesempatan hari ini kita bisa bertemu maka di lapangan masjid yang dihadiri sekian banyak kaum muslimin dan muslimat untuk ikut serta memperingati hari besar Islam yakni isra’ dan mi’raj Nabi Muhammad Saw.
Kedua kalinya shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw, karena beliaulah sebagai pembawa rahmat kepada umatnya yang setia mengikutinya. Mudah-mudahan kita tergolong umat Nabi Saw, yang benar-benar mencontoh dalam aktifitasnya, amiin.
Kaum muslimin dan. muslimat yang kami hormati.
Dalam bulan Rajab ada peristiwa yang terpenting bagi umat islam yang tidak boleh terlupakan, yaitu isra’ dan mi’raj. Isra’ berarti perjalanan di malam hari yang dilakukan Nabi Saw. dari Masjidil Haram ke masjidil Aqsa. Dalam perjalanan itu mengandung rahasia yang luar biasa.
Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia; Berkaitan dengan peristiwa isra’dan mi’raj Nabi Muhammad Saw, Allah telah
menjelaskan dalam firman-Nya yang berbunyi:
pidat israk-miraj
Artinya:
Maha suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari ini dari masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, yang kami berkati di sekitarnya, supaya Kami perlihatkan tanda-tanda kebesaran Kami padanya. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi maha melihat.
Dengan peristiwa tersebut bagi kaum mukminin tentunya tidak ada keraguan lagi, karena sudah dijelaskan oleh Allah dalam firmanNya di atas. Adapun yang dinamakan mi ’raj adalah naiknya nabi Muhammad Saw. dari masjid Aqsa menuju ke luar angkasa, dan akhimya sampai yang paling tinggi, yaitu dinamakan sidratul muntaha. Dan tempat yang paling tinggi itu tidak mungkin bisa dijangkau oleh manusia, walaupun dengan menggunakan alat yang canggih, kecuali nabi Saw. yang dapat sampai di sana, karena kekuasaan dan kehendak Allah semata.
Kaum muslimin dan muslimat yang kami hormati.
Dari tempat tersebut nabi Saw. secara langsung menerima perintah shalat sehari semalam lima waktu, yang harus dikerjakan oleh segenap kaum muslimin dan muslimat seluruh dunia.
Hadirin sekalian yang kami hormati.
Memang shalat adalah kewajiban kita yang harus dilakukan oleh setiap muslim yang hasilnya dari isra’ dan mi’raj nabi Saw. Bagi orang-orang beriman yang harus yakin dengan adanya peristiwa tersebut. Yang terpenting bagi kita semua dalam hal tersebut diwariskan nabi kepada umatnya benar-benar kita lakukan dengan ikhlas semata-mata mencari ridla Allah Swt.
Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia.
Kiranya sampai disini sambutan yakni isra’ dan mi’raj nabi Muhammad. Saw; Mudah-mudahan yang saya sampaikan tadi membawa manfaat utamanya bagi pribadi kami dan umumnya bagi kita semua, amiin. Ihdinash shirathal mustaqiim.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
———————————————————————————-
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ
مِنْ آيَاتِنَا ۚإِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Yang kami hormati Bapak kepala sekolah (……….)
Yang kami hormati Bapak dan Ibu guru
Yang saya banggakan teman-temanku semuanaya dan saya cintai
Di pagi hari yang cerah ini, marilah kita senantiasa memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat, anugerah, dan hidayahnya kita semua masih diberikan kesempatan untuk berkumpul di sini dalam rangka periangatan Isra’ Mi’raj nabi Muhammad SAW di sekolah kita tanpa ada halangan apapaun.
Sholawat dan salam semoga tercurah kepada sang teladan umat, nabi Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafaatnya besok di hari kiamat. Amin.
Hadirin yang saya hormati
Izinkanlah pada kesempatan ini, saya akan berpidato tentang Isra’ Mi’raj.
Sebagai umat Islam kita pasti tahu, apa itu Isra’ Mi’raj. Isra’ Mi’raj merupakan peristiwa yang snagat menakjubkan yang dialami oleh Rasulullah SAW. Perjalanan suci dari Masjid Al Kharom menuju majid Al Aqsa Plestina dilanjutkan ke dilanjutkan menuju ke langit yang ditemani oleh Malaikat Jibril dengan kendaraan Burok.
Perjalanan yang super istimewa ini tidak bisa diterima dengan akal, namun kita haru mengedepankan iman kita untuk mempercayainya, karena kenapa? Jika Allah berkehendak, maka semuanya akan mungkin saja. Dengan adanya peristiwa Isra’ Mi’raj nabi Muhammad semoga bisa menambah keimanan kita kepada Allah, menambah kecintaan kepada nabi Muhamad.
Hadirin yang saya hormati
Apa hikmah dari peristiwa Isra’ Mi’raj? Dalam perjalanan suci ini banyak sekali pelajaran yang bis akita ambil, mulai dari pelajaran inti yaitu perintah sholat yang turun langsung dari Allah SWT. Kita disuruh mempebanyak dzikir dan menunjukkan kebesaran dan kekuasaan Allah.
Maka dari itu, lewat peringatan Isra’ Mi’raj ini, kita sebagai umat Islam harus senantiasa meningkatkan keimanan kita, meningkatkan amal baik. Dan semoga kita semua diakui sebagai umat nabi Muhammad SAW.
Demikianlah sedikit pidato yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.